Tahukah Anda bagaimana tingkatan
orang-orang yang berpuasa itu?
Hakikat Puasa adalah puasa lahir dan batin
Sesungguhnya puasa yang
disyari’atkan bukanlah sekedar menahan diri dari makan dan minum, namun
hakikatnya adalah puasa yang meliputi dua dimensi sekaligus, lahir maupun
batin. Para ulama Ahlus Sunnah wal Jama’ah rahimahumullah dari dulu
telah menjelaskan tentang hakikat puasa yang memiliki dua dimensi sekaligus.
Ibnu Qudamah rahimahullah dalam
ringkasan kitab Ibnul Jauzi rahimahullah yang dinamakan Mukhtashar
Minhajil Qashidin, pada hal. 44 menjelaskan tentang tingkatan puasa,
وللصوم ثلاث مراتب: صوم العموم ، وصوم الخصوص ، وصوم خصوص
الخصوص
Puasa memiliki tiga tingkatan:
- Puasa umum,
- Puasa khusus, dan
- Puasa super khusus Beliaupun menjelaskan satu persatu macam-macam puasa tersebut,
1.
Puasa Orang Umum
Ibnu Qudamah rahimahullah mengatakan,
فأما صوم العموم: فهو كف البطن والفرج عن قضاء الشهوة
“Adapun puasa umum adalah menahan perut
dan kemaluan dari menuruti selera syahwat (menahan
diri dari melakukan berbagai pembatal puasa, seperti makan, minum, dan
bersetubuh).”
Puasa jenis umum ini jelas sekali
diambil dari dalil-dalil tentang adanya pembatal-pembatal puasa.
2.
Puasa Orang Khusus (VIP)
Ibnu Qudamah rahimahullah melanjutkan
penjelasannya,
وأما صوم الخصوص: فهو كف النظر ، واللسان ، والرجل ، والسمع ،
والبصر، وسائر الجوارح عن الآثام
“Dan puasa khusus adalah menahan
pandangan, lisan, kaki, pendengaran, penglihatan dan seluruh anggota tubuh dari
dosa-dosa.”
Puasa jenis khusus ini diambil dari
dalil-dalil yang menunjukkan bahwa hakikat disyari’atkannya puasa itu untuk
sebuah hikmah meraih derajat ketakwaan dan takut kepada Allah, sehingga
dengannya orang yang berpuasa bersih jiwanya dari seluruh kemaksiatan dan
menjadi orang yang diridhai oleh-Nya.
Di antara dalil yang menunjukkan hal
ini adalah
firman Allah Ta’ala,
يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا كُتِبَ عَلَيْكُمُ الصِّيَامُ
كَمَا كُتِبَ عَلَى الَّذِينَ مِنْ قَبْلِكُمْ لَعَلَّكُمْ تَتَّقُونَ
“Hai orang-orang yang beriman,
diwajibkan atas kalian berpuasa (Ramadhan) sebagaimana diwajibkan atas
orang-orang sebelum kalian agar kalian bertakwa” (Al-Baqarah: 183). Lihatlah tafsirnya kembali dalam artikel
pertama.
Adapun dalil-dalil lainnya, insyaallah
akan diisyaratkan pada artikel selanjutnya.
3.
Puasa Super Khusus (VVIP)
وأما صوم خصوص الخصوص: فهو صوم القلب عن الهمم الدنية ،
والأفكار المبعدة عن الله ـ سبحانه وتعالى ـ ، وكفه عما سوى الله ـ سبحانه وتعالى
ـ بالكلية
“Adapun puasa super khusus adalah
puasanya hati dari selera yang rendah dan pikiran yang menjauhkan hatinya dari
Allah Subhanahu wa Ta’ala serta menahan hati dari berpaling kepada
selain Allah Subhanahu wa Ta’ala secara totalitas”
Adapun dalil-dalil tentang puasa
super khusus ini adalah:
Dalil-dalil tentang jenis puasa
khusus yang telah disebutkan di atas dan dalil tentang bahwa baiknya hati
adalah asas bagi baiknya anggota tubuh yang lainnya. Sehingga ketakwaan yang
asasi adalah ketakwaan hati, maka jika hikmah disyari’atkannya puasa itu adalah
untuk meraih ketakwaan, maka hakikatnya, yang pertama kali tercakup adalah
ketakwaan hati, karena ketakwaan yang paling mendasar dan paling agung adalah
ketakwaan hati.
Dari An Nu’man bin Basyir radhiyallahu
‘anhuma, Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
أَلاَ وَإِنَّ فِى الْجَسَدِ مُضْغَةً إِذَا صَلَحَتْ صَلَحَ
الْجَسَدُ كُلُّهُ ، وَإِذَا فَسَدَتْ فَسَدَ الْجَسَدُ كُلُّهُ . أَلاَ وَهِىَ الْقَلْبُ
“Ingatlah bahwa di dalam jasad
itu ada segumpal daging. Jika ia baik, maka baik pula seluruh jasad. Jika ia
rusak, maka rusak pula seluruh jasad. Ketahuilah bahwa ia adalah hati (jantung)”
(HR. Bukhari dan Muslim).
No comments:
Post a Comment